Minggu, 29 Januari 2012

ARTIKEL PENCEGAHAN FLU BURUNG ( H5N1) PADA UNGGAS DAN MANUSIA


Upaya untuk mengurangi resiko berjangkitnya flu burung adalah dengan menyebar luaskan informasi yang benar mengenai penanganan flu burung, Pengalaman telah menun jukan apabila masyarakat mendapat informasi yang benar maka tidak jarang masyarakat sendiri kemudian dapat menyebarkan dan mengembangkan menjadi kekuatan perubahan yang besar untuk menghadapi berbagai masalah termasuk flu burung. 
Terkait dengan hal tersebut, bersama ini perlu untuk diketahui oleh masyarakat, agar masyarakat senantiasa mengetahui apa flu burung itu dan tindakan apa yang bisa dilakukan agar terhindari dari marabahaya 
flu burung, melalui tulisan ini akan dicoba untuk menginformasikanya, mulai terjangkit antar unggas sampai pada manusia.

FLU BURUNG

Flu burung adalah penyakit akut menular yang disebabkan oleh virus H5N1, flu burung sangat berbahaya karena menyebabkan kematian unggas secara mendadak dan menyebar dengan cepat seperti; ayam, itik,angsa,kalkun, burung puyuh, burung-burung liar dan beberapa binatang dapat terkena infeksi flu burung, juga dapat menular pada manusia yang menyebabkan kematian. Virus H5N1 mempunyai karakteristik 
tersendiri karena dapat bertahan di dalam kerongkongan unggas dan lingkungan seperti air dan tanah dalam waktu beberapa minggu, virus tersewbut juga bisa bertahan dalam waktu panjang pada suhu dingin dan 
virus bisa mati jika makanan dimasak hingga matang.Pencegahan Flu Burung Antar Unggas.
Hal-hal yang menyebabkan infeksi virus flu burung pada unggas seperti; kontak langsung sesama unggas, anatara unggas yang sehat bercampur dengan dengan unggas yang terinfeksi saat berkeliaran di halaman atau berada dalam satu kandang, burung-burung liar. Disamping itu terjadi kontak tidak langsung misalnya kotoran unggas yang terkena virus dari burung-burung liar, sumber air (danau,kolam) tercemar kotoran atau bulu dari unggas terinfeksi virus, jerami tempat sarang unggas yang terinfeksi, virus yang terbawa oloeh 
manusia datang dari daerah yang terjangkit melalui baju, perkakas; cangkul, sekop,sangkar bak atau peti telur dan bisa juga lewat alat transportasi seperti; sepeda, dan ban sepeda motor dan bisa juga melalui pakan unggas yang terinfeksi.

Gejala Flu Burung pada Unggas.
Kita harus mencurigai unggas kita telah terjangkit virus flu burung jika mengalami gejala-gejala sebagai berikut; unggas mati mendadak dalam jumlah besar tanpa gejala klinis, unggas lemas tidak berenergi dan kehilangan selera makan, jengger bengkak, berwarna biru atau berdarah dan bulu-0bulu berguguran, kepala tertunduk menyatu dengan badan, kesulitan bernafas, bengkak pada kepala dan kelopak mata, pendarahan di kulit pada area yang tidak ditumbuhi bulu terutama pada kaki, penurunan jumlah telur yang dihasilkan, diare, menggil, mengeluarkan air mata serta gelisah.

Cara Mencegah Perpindahan Virus Flu Burung antar Unggas.
Flu burung dapat dicegah untuk melindungi unggas dengan mengikuti cara0cara sebagai berikut; masukan unggas kedalam kandang, jangan biarkan berkeliaran, kandangkan masing-masing unggas dalam kandang yang berbeda, beli ayam atau itik atau unggas muda yang sehat dan pisaahkan unggas yanag baru dibeli setidaknya selama dua minggu, jika unggas terlihat sakit, segera pisahkan dari yang lainya, cuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan unggas, transportasikan unggas yang sehat, bersihkan halaman di sekitar kandang setiap hari dengan cara membuang kotoran unggas maupun bulunya dengan cara dibakar atau dikuburkan, cuci dan bersihkan peralatan yang dipakai di peternakan dengan disinfektan seminggu sekali, siapaun yang masuk ke halaman peternakan cuci sepatu dengan air bersabun saat memasuki gerbang, 
beri pakan yang menyehatakan dan air bersih pada unggas, juga beri vaksin unggas yang sehat jika memungkinkan untuk mencegah berjangkitnya virus flu burung.Langkah-Langkah Bila Unggas Mati Mendadak.Bila unggas peliharaan kita tapa ada gejala seketika mati mendadak,hal itu perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut; laporkan kepada aparat berwenang terutama ke Dinas Peternakan atau ke dinas kesehatan, jangan buang unggas mati, musnahkan bangkai unggas dengan cara dibakar atau dikubur pada saat melakukan tindakan ini jangan lupa memakai masker,sarung tangan,sepatu boot, baju lengan panjang, celana panjang dan topi, setelah itu bersihkan badan dan cuci pakaian dengan sabun, bersihkan sepatu, sandal, peralatan, roda atau ban kendaraan sebelum memasuki dan meninggalkan kandang unggas, kandang dikosongkan selama dua minggu sehingga bebas flu burung, dan hanya memperjual belikan serta mengangkut unggas yang sehat.

PENCEGHAN FLU BURUNG PADA MANUSIA.
Virus H5N1 yang menyebabkan kematian pada manusia jika yang terinfeksi dan tidak mendapat perawatan dengan segera,  Supaya jatuh korban flu burung bisa ditekan seminimal mungkin perlu diantisipasi dengan langkah-langkah sebagai berikut;

Cara Penularan Flu Burung pada Manusia.
Manusia bisa terinfeksi atau terjangkit virus H5N1 melalui; kontak langsung dengan unggas yang telah terinfeksi saat membawa, mengangkut, menyemblih atau memproses unggas atau bisa juga terinfeksi melalui kotoran unggas, makan darah unggas mentah, makan daging atau telur unggas setengah matang.

GEJALA-GEJALA UMUM
Gejala flu burung pada manusia mirip dengan gejala flu pada umumnya seperti; mendadak mengalami demam tinggi dan berkelanyutan hingga 38 derajat celsius, mengalami sesak nafas, batuk, sakit kepala, terasa ngilu dipersendian lengan, kaki dan punggung dan sakit disekitar mata. Penyakit dapat berkembang dengan cepat dan menimbulkan permasalahan pada pernafasan hingga akhirnya menurunkan kondisi tubuh, perawatan yang terlambat akan mengakibatkan si sakit akan meninggal.

CARA PENCEGAHAN VIRUS H5N1 DARI UNGGAS KE MANUSIA
Pada saat ini tidak ada vaksin yang mampu mencegah penyakit ini, jika sudah terjangkit pada manusia penangananya sukar dilakukan. Maka dari itu pencegahan flu burung atau virus H5N1 sangatlah penting dengan cara sebagai berikut; melatih diri sendiri dan menjaga kesehatan makanan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah kontak dengan unggas dan produk unggas lainya, juga sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan, beli unggas yang sehat, jangan makan darah mentah, daging atau telur unggas setengah matang, jangan menyemblih unggas sakit, janaagan makan unggas mati atau sakit, hindari kontak dengan sumber yang terinfeksi, jangan biarkan anak-anak bermain di dekat kandang, jangan biarakan unggas berkeliaran di dalam rumah, gunakan masker atau sarung tangan saat kontak atau menyemblih unggas, kubur limbah unggas ( bulu, jeroan, dan darah ), mandi dan ganti pakaian dan pakaian yang dipakai kontak dengan unggas dicuci dengan sabun, jika mengalami demam tinggi, sakit pada dada, susah bernafas 
sakit kepala dan otot terasa ngilu sesudah kontak dengan unggas segera poergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.oleh dokter.

TINDAKAN UNTUK ORANG TERINFEKSI FLU BURUNG.
Untuk menghindari jatuhnya korban meninggal sebagai akibat terjangkit flu burung dapat dilakukan tindakan sebagai berikut; bawalah segera orang yang menderita demam tinggi ke rumah sakit terdekat, jangan mengobati sendiri, minumlah obat yang diresepkan oleh dokter, hindari kontak yang tak perlu dengan orang yang terinfeksi flu burung, jika harus terjadi kontak gunakan pakaian pelindung. Partisipasi Masyarakat Untuk Mencegah Flu Burung.Peran serta masyarakat di dalam upaya mencegah terjangkitnya flu burung sangat penting dengan cara berkomunikasi baik pada lingkungan keluarga, tetangga dan warga sekitar mengenai dampak flu burung serta cara-cara pencegahanya jika menyerang unggas dan manusia. Baik melalui pertemuan-pertemuan antar ibu-ibu rumah tangga, pertemuan kelompok, bisa juga melalui selebaran yang disiapkan oleh pemerintah. Kegiatan lainya yang bisa dilakukan diantaranya; menanamkan kepeduliuan terhadap kebersihan lingkunga, beri pengertian kepada masyarakat agar selalu melakukan vaksinasi unggas jika memungkinkan dan selalu waspada, mengamati daan melapor bila ada unggas yang mati mendadak kepada Dinas Peternakan atau ke Dinas Kesehatan.
Jika terjangfkit Flu Burung.bila sudah ada terjangkit flu burung perlu dilakukan tindakan sebagai berikut; ajari dan sediakan petunjuk pada masyarakat bagaimana cara mencegah flu burung mulai dari penyebaran hingga penularan pada manusia, ingatkan selalu masyarakat agar menjaga kebersihan dan batasi kontak dengan unggas sakit, doronglah masyarakat agar selalu mengikuti petunjuk petugas Dinas Peternakan atau Dinas Kesehatan untuk menangani unggas yang mati, ikut mendeteksi dan melaporkan wilayah terjangkit flu burung pada pihak berwenang, laporkan jika ada menderita demam tinggi setelah melakukan kontak dengan unggas sakit dan bawa segera penderita ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, para warga lebih aktif melindungi diri mereka dan keluarganyadari serangan flu burung dengan selalu menyediakan informasi dan petunjuk kemana mereka bisa memproleh bantuan dan selalu hidup bersih dan makan yang cukup bergizi.

Dikutip dari: Komnas Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza.
Penulis : Drs. I Gusti Gede Namia

Cara Mengobati Flu Burung

DEFINISI
Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 yang menyerang burung, ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia dengan gejala demam >38°C, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan. Namun, gejala ini harus diterapkan pada seseorang yang pernah kontak dengan binatang tersebut dalam 7 hari terakhir. Terutama jika unggas tersebut menderita sakit atau mati.


PENYEBAB
Seseorang dinyatakan mengidap flu burung setelah pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif untuk virus influenza A (H5) seperti tes antibodi spesifik pada 1 spesimen serum. Hasil biakan virus positif Influenza A(H5N1) atau hasil dengan pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5. Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar > 4 x > Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5.


GEJALA
Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan dari kasus yang terjadi tahun 1999 menunjukkan adanya variasi gejala berupa: 
  • Demam sekitar 39°C
  • Batuk
  • Lemas
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Tidak nafsu makan
  • Muntah
  • Nyeri perut
  • Nyeri sendi
  • Diare
  • Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
  • Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia).
Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala: demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing.
Namun, data dari Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair.
DIAGNOSA
FAKTOR RISIKO
Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia.

PENULARAN
Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak.

Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80° lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan suhu di atas 80° dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman. 
PEMERIKSAAN LABORATORIUM 
Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan pasien dan juga untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai keadaan kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan yang penting juga analisis gas darah arteri.

Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien. Kalau oksigennya rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg, dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg, maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang ada, sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas akut ini.

Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat pula dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk mengetahui apakah sudah ada mutasi dari virus tersebut.

Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan ELISA (enzyme liknk immuno sorbent assay), cairan saluran hidung tenggorok. Ternyata positif influenza A. Pada kedua kasus ini juga dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok yang menunjukkan positif influenza A (H9N2).

Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis infeksi virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi diisolasinya virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap dari trakea, aspirat saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus yang ditemukan dari cairan bronko alveolar yang didapat dengan pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).
PENGOBATAN 
Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivir. Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya. 

Semua penderita yang telah memenuhi kriteria Flu Burung perawatan dilakukan paling sedikit 1 minggu di ruang isolasi. Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan) karena ditakutkan adanya transmisi melalui udara. Selama masa perawatan, penderita diterapkan oksigenisasi, hidrasi, terapi simptomatis untuk gejala flu, foto toraks ulang. Pada kasus respiratory distressakan dilakukan pengobatan sesuai prosedur RDS. Penderita dimasukkan ke ruang perawatan intensif (ICU). 
PENCEGAHAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti:
  • Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi ketika hidup.
  • Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula.
  • Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70?C atau 80?C selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih dari itu suhu dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa aman mengonsumsi ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik.
  • Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan makan bergizi.
Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa anjuran WHO yang dapat dilakukan:
  • Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk membersihkan tangannya.
CONTOH DESIFEKTAN
  • Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga sepatu bot.
  • Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas.
  • Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala flu lainnya.
  • Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan pemberian vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan secara serologi pada pekerja ini.
Sumber: Kompas.com dan Detik.com (Tjandra Yoga Aditama, Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta)

0 komentar:

Posting Komentar